Minggu, 29 Januari 2012

Bunga Daisy

Taukah kamu bunga Daisy???
Hmm.. kayak nama orang yaah...
Yupz, cantik memang namanya dan itu tercermin pula dari bentuknya yang sangat cantik dan menawan.

Diawali dengan menonton film korea berjudul "Daisy", saya terpesona dengan keindahan taman bunga yang ditampilkan dalam scene film tersebut. Taman bunga yang dipenuhi warna putih dari bunga Daisy nampak cantik dan romantis. Saya berangan-angan suatu saat bisa mendapati taman bunga seindah itu. Taman yang dipenuhi dengan bunga-bunga cantik dan berwarna pasti membuat mata saya takjub dan terpesona. Hmm...indah sekali dunia ini.


Bunga kelahiran April
Bunga daisy adalah bunga dari keluarga asteraceae sama halnya seperti bunga aster atau sunflower. Asteraceae adalah keluarga tumbuhan berbunga kedua terbesar dalam segi banyaknya species atau jenis. Bunga daisy cukup sederhana bentuknya, memiliki bundaran yang lebar di tengah dan dikelilingi oleh petal-petal yang seperti sinar matahari, mungkin karena inilah bunga ini mulai disebut jenis bunga sunflower. Macam warna bunga ini marah, orange, putih, ungu, tetapi sebagian besar warnanya putih.



Nah, Bunga Daisy ini memiliki makna lhoo...

BUNGA DAISY

Kepolosan, kemurnian, kesucian, kesetiaan, kelembutan, kesederhanaan

Putih : kepolosan, cinta setia
Merah : kecantikan yang tidak diketahui pemiliknya, cinta, tulus, sederhana, cinta yang jauh dari `gairah berlebihan, cinta diam-diam
Oranye : kehangatan, sukacita, semangat




Ada juga literatur yang bilang kalau bunga Daisy melambangkan keceriaan anak-anak, kemurnian, jiwa muda, dan juga cinta yang mengalahkan segalanya. Melambangkan kesucian dan kesetiaan.



Wah, memang bunga Daisy itu sangat mengagumkan. Semakin terpesona saya dan semakin ingin pula mendapati bunga Daisy dan tentunya Taman Bunga Daisy. So sweet :)



Api Abadi Mrapen

Mrapen adalah salah satu lokasi dari sekian keajaiban alam, disamping merupakan potensi wisata di Kabupaten Grobogan-Jawa Tengah. Api abadi Mrapen adalah sebuah kompleks yang terletak di desa Manggarmaskecamatan GodongKabupaten GroboganJawa Tengah. Kawasan ini terletak di tepi jalan raya Purwodadi - Semarang, berjarak 26 km dari kota Purwodadi. Kompleks api abadi Mrapen merupakan fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut api sehingga menciptakan api yang tidak pernah padam walaupun turun hujan sekalipun.



Banyak peristiwa besar mengambil api dari kompleks api abadi Mrapen sebagai sumber obornya, misalnya pesta olahraga internasional Ganefo I tanggal 1 November 1963. Api abadi dari Mrapen juga digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON) mulai PON X tahun 1981, POR PWI tahun 1983 dan HAORNAS. Api abadi dari Mrapen juga digunakan untuk obor upacara hari raya Waisak.







Selain api abadi, di komplek tersebut juga terdapat kolam dengan air mendidih yang konon dapat dipergunakan untuk mengobati penyakit kulit, serta batu bobot yang konon apabila seseorang dapat mengangkatnya maka yang mengangkat tersebut akan mendapatkan keinginannya.

Selasa, 24 Januari 2012

Asal Usul Desa Saya --> NGOMBAK

Saya dilahirkan dan dibesarkan di sebuah desa kecil bernama Desa Ngombak,  terletak di Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah.
Desa Ngombak memiliki cerita, cerita itu setiap 2 tahun sekali diceritakan oleh salah satu abdi desa dalam acara Asrahbatin.

ASAL USUL DESA NGOMBAK
ASRAHBATIN

Pada jaman dahulu, hiduplah seorang janda yang bernama Larapan bersama kedua anaknya yang menginjak remaja disuatu tempat yang tidak disebutkan namanya. Dua anak tersebut terdiri dari laki-laki dan perempuan yang bernama DONO dan DINI. Pada suatu saat,kedua anak tersebut merasa lapar dan minta makan kepada ibunya yang sedang menanak nasi tetapi belum masak. Berkali-kali kedua anak tersebut minta makan pada ibunya,sehingga membuat kesabaran ibunya hilang. Dengan spontan ibunya memukul kepala si DONO dengan enthong sampai terluka. Si DONO merasa sakit hati dan kemudian pergi meninggalkan rumah tanpa pamit.

Setelah beberapa hari pergi,si DINI merasa kasihan dan berusaha untuk mencari kakaknya,sehingga ia ikut meniggalkan rumah ibunya.  Keduanya mengembara tak tahu tujuan.  Sekian lama pergi,si DINI belum bisa menemukan kakaknya.  Dalam perjalanan si DONO,ia menemukan beberapa tempat yang kemudian diberi nama olehnya. Diantaranya,pada suatu saat ia menemukan sungai yang penuh dengan batu karang yang baunya langu,sehingga tempat tersebut olehnya diberi nama Desa Karanglangu. Dan akhirnya ia menetap disitu ( Karanglangu ) seorang diri.  Sedangkan dalam perjalanan si DINI,ia juga mememukan beberapa tempat diantaranya,pada suatu saat ia melewati tepi sungai yang penuh dengan binatang kunang-kunang,sehingga tempat tersebut diberi nama Dusun Kalikonang. Kemudian meneruskan perjalananya dan menemukan tempat ditepi sungai yang penuh dengan pohon gandri sehingga tempat tersebut diberi nama Dusun Kedunggandri. Dan yang paling penting ia menemukan tempat yang tanahnya bergelombang-gelombang/ berombak-ombak,sehin- gga tempat tersebut diberi nama DESA MGOMBAK. Dan akhirnya iapun juga menetap disitu ( NGOMBAK ) seorang diri.

Setelah keduanya dewasa,keduanya bertemu sebagai seorang laki-laki dan perempuan dewasa,tapi keduanya tidak tahu kalau mereka bersaudara,sehingga keduanyapun saling tertarik. Akhirnya si DONO diajak mampir ke rumah si DINI. Sejak saat itu keduanya saling jatuh cinta.

Pada suatu saat,si DONO melamar si DINI yang hidup sendirian,dan lamaran tersebut diterima dengan senang hati. Pada kunjungan berikutnya, si DINI diminta oleh si DONO untuk memijit badannya. Saat asyiknya memijit,si DINI melihat bekas luka di kepala si DONO dan kemudian ia menanyakan penyebab luka tersebut. Oleh DONO diceritakan bekas luka itu,bekas luka itu dipukul ibunya dengan enthong pada saat masih remaja karena merengek-rengek minta makan. Jawaban tersebut menyebabkan si DINI kaget dan menerka-nerka dalam hati bahwa DONO adalah kakak kandungnya. Dan setelah keduanya bercerita panjang lebar,mereka menyadari bahwa mereka adalah saudara kandung. Akhirnyapun pertunangan mereka yang telah dilakukan,sepakat dibatalkan.

Dan untuk mempererat persaudaraan antara keduanya maka setiap 2 tahun sekali si DONO yang bertempat tinggal di Ds.Karanglangu berkunjung ke tempat adiknya si DINI yang bertempat tinggal di Ds.Ngombak. Acara tersebut masih diperingati sampai saat ini setiap tahun genap bulan September / Oktober yang dinamakan ASRAHBATIN.  Itulah kisah asal-usul terjadinya Ds.NGOMBAK.


Asrahbatin adalah acara 2 tahun sekali yang diadakan oleh Desa Ngombak dan Desa Karanglangu yang terpisah oleh sungai aliran dari sungai Tuntang. Acara ini digelar dengan jalan, para rakyat Karanglangu beserta kepala desanya yang menaiki kuda menyeberang sungai Tuntang yang merupakan perbatasan kedua desa, sedangkan para rakyat dan kepala Desa Ngombak bersiap-siap di sungai untuk menjemput kedatangan warga Karanglangu. Setelah saling bertemu, warga-warga saling bersalaman dan menuju kediaman kepala desa Ngombak. Disana, diceritakan asal mula Desa Ngombak dan Desa Karanglangu serta dusun-dusun yang terdapat di dalamnya. Acara ini diadakan sebagai bentuk silaturahmi kedua desa yang merupakan saudara, sekaligus meneruskan tradisi yang telah turun temurun mendarah daging di 2 desa. Di antara 2 desa itu pun, tidak diperbolehkan warganya saling jatuhcinta. Dalam arti, warga Desa Ngombak dilarang jatuhcinta dengan warga Karanglangu, dan sebaliknya. Namun , jika jatuhcinta sesama warga Ngombak, atau sesama warga Karanglangu haknya sah-sah saja. Pelarangan jatuhcinta antara 2 desa itu dikarenakan kedua desa masih memiliki tali ikatan persaudaraan seperti cerita di atas, dan jika larangan itu dilanggar konon dapat menimbulkan bencana yang akan menimpa kedua desa. Tradisi itu pun masih berlanjut sampai sekarang dan warga kedua desa selalu menghormati tradisi turun temurun itu.


SEKIAN


Senin, 16 Januari 2012

Cried of The Cat

When I was in first grade senior high school, I had an english assigment from my teacher. I had to write an english story and I made story that's titled "Cried of the Cat".

Cried of The Cat

            In the city, called “Weilday” in a country of Boildent, there was a family, contain of Mr. Charlie and his wife, Mrs. Lensy. They married last year and now they had a baby called Chelsea. In their house, there were only four people, Mr. Charlie, Mrs. Lensy, their baby Chelsea and their servant Titiana. They also had pets. They were two funny cats, Becky and Chili. Becky was Chili’s mother and Chili was a little cat. Mr. Charlie’s family loved them very much and their life very happily. Until……


One day, in their house there was an incident, the strange incident. At two a.m, when Mr. Charlie’s families were sleeping, there was the baby’s cried voice. Mrs. Lensy awoke because she heard it. She thought her baby cried. She was very worry, so she awoke up her husband, Mr. Charlie.


“My dear, wake up please !” said Mrs. Lensy
“Emm..m, what, what happened ? Answered Mr. Charlie
“Do you hear that ?” (moee..eo, moee..eo, moee..eo)
“What ???”
“Our baby’s crying, she’s crying”
“Oh.. yes, I can hear it, so let’s see her”


Then, Mr. Charlie and his wife came to Titiana’s room, because their baby slept with her servant. After until in Titiana’s room, they saw Becky was sleeping in there and then, “what happened…..”. They were surprised, because their baby was still sleeping. They were confused. They thought, if their baby slept and didn’t cry, so who did cry ? In their house there was only one child, she was their baby Chelsea. They were very confused, confused and confused!!!!


            But, they heard that voice again.“moee..eo, moee..eo, moee..eo”. Then, they looked for the voice source. They went to the garden and…….. in there they found that voice. They had just known that the voice from their little cat “Chili”. Chili cried because it looked for it’s mother Becky, but Chili couldn’t find it.


“Moee..eo, miaa..oo, moee..eo, miaa..oo…….” 


Mr. Charlie and Mrs. Lensy weren’t angry, they only smiled. How didn’t ?? They thought how could the cat’s cry was like the baby’s cry. Suddenly, Mrs. Lensy remember that Becky was sleeping in their baby’s room, so she went to that room directly. She took Becky from the room and took it in the garden with Chili. They seem very happy. Finally, the little cat Chili didn’t cry again and Mr. Charlie and Mrs. Lensy could sleep quietly again.

The End

Jumat, 13 Januari 2012

Bapak tua penjual bunga tisu

Saat aku libur kuliah, aku menyempatkan diri untuk bertemu dengan temanku di Salatiga. Kami makan siang di alun-alun Pancasila kota Salatiga. Saat kami tengah makan, aku melihat sesosok bapak tua berkeliling sepanjang alun-alun dengan memikul dua keranjang berisi dagangannya yang berupa bunga dari tisu. Sekilas ku pandangi dan ku perhatikan, aku tidak tega melihatnya, badannya yang lemah karena dimakan umur harus bersusah payah memikul dagangannya kesana kemari untuk menjualnya. Bapak tua itu menghampiri kami berdua dan menawarkan dagangannya. Temanku tidak tertarik untuk membeli, mungkin karena dia tidak membutuhkannya. Sebenarnya aku pun tidak begitu membutuhkan, tetapi karena rasa iba telah merasuk hati, aku pun memutuskan untuk membelinya. Awalnya aku ingin membeli 4 tangkai dan akan ku berikan kepada teman-temanku. Namun, setelah aku berbincang-bincang dengan bapak itu, ku putuskan untuk membeli 8 tangkai. Bagaimana tidak, harga bunga tisu itu membuatku menghela nafas dalam, yaitu tidak seperti apa yang aku duga. Bahkan jauh dari apa yang aku duga. Aku mengira harga bunga kertas itu Rp 1000 per tangkai, tetapi kenyataannya Rp 1000 bisa mendapatkan 4 tangkai. Yak, harga bunga itu Rp 250 per tangkai. Sangat murah dan semakin membuatku tidak tega terhadap bapak tua itu. Aku membayangkan bagaimana bapak tua itu bersusah payah, diawali dengan membeli bahan berupa tisu lalu bekerja keras guna membuat bunga dengan hasil yang indah. Badannya sudah lemah, tapi dia mau bersusah payah guna mencari sesuap nasi, bahkan dia tidak mengambil untung banyak dari dagangannya. Semakin miris hati ini. Akhirnya 8 tangkai pun aku beli dan uang Rp 2000 ku berikan ke bapak tua itu. Dengan lirih, bapak tua itu mengucapkan terima kasih padaku dan pergi meninggalkan kami melanjutkan menjual dagangannya di sekitar alun-alun. Seketika, mata ini berkaca-kaca, ingin meneteskan air mata. Dalam hati aku berdoa, semoga dagangan bapak tua itu terjual semua, semoga banyak orang di luar sana yang tertarik membeli bunga tisu yang indah itu. Kalaupun tak ada yang tertarik, semoga banyak orang yang memiliki hati mulia yang mau merelakan sedikit dari uang mereka untuk membantu melariskan dagangan si bapak tua. Meski hasil penjualan tidak seberapa banyak, tetapi aku yakin bapak tua itu akan merasa lebih bahagia jika dagangannya terjual semua dibanding harus menerima uang secara cuma-cuma dari para dermawan, sedang dagangannya tidak terjual. Karena bagaimanapun, kerja keras beliau patut diapresiasi. Untuk bapak, semoga bapak selalu merasakan kebahagiaan dengan kondisi apapun yang bapak alami. Terimakasih atas bunganya, sangat indah dan aku menyukainya.

Kenapa harus ku tawar?

Aku memiliki sepasang sandal yang hampir rusak, tetapi bagiku sandal itu masih dapat berfungsi jika aku menggunakan tenaga tukang sol untuk memperbaikinya. Namun, sulit sekali untuk menemukan tukang sol sepatu, karena mereka tidak memiliki tempat tetap (baca : mangkal), melainkan mereka berkeliling untuk mencari pelanggan. Saat aku tengah makan gado-gado di Ceger, kebetulan aku sedang membawa sepasang sandalku yang memang ingin aku sol-kan hari itu. Betapa senangnya aku setelah aku menemukan tukang sol sepatu jalan melewati jalan Ceger. Aku pun memanggilnya dan ku berikan sepasang sandalku. Lalu aku pun memulai percakapan dengan bapak tukang sol sepatu itu.
Aku    :berapa pak?
Bapak    : 10.000 neng
Aku    : mahal pak
Bapak    : yasudah 8.000 ya neng
Aku    : iya pak. Bapak selalu keliling?
Bapak    :iyalah neng, kalau tidak, saya tidak akan dapat pelaggan. Dengan berkeliling saja masih susah neng.
Aku    : memang biasanya setiap hari bapak dapat berapa?
Bapak    : tidak pasti neng, kadang 2 pelanggan, 3 pelanggan, 1 pelanggan, bahkan tidak ada pelanggan juga pernah neng. Yaa kalau lagi beruntung, sehari bisa 20.000-30.000. Berapa pun hasilnya, tetap bersyukur neng, namanya juga untuk menghidupi keluarga.
Saat tengah berbincang-bincang, bapak itu pun telah menyelesaikan sandalku, lalu memberikannya kepadaku. Aku pun membayarnya 8.000.
Aku    : oh…begitu pak. Ini uangnya, terima kasih pak.
Bapak    : terima kasih neng.
Setelah bapak tukang sol sepatu itu pergi, ada penyesalan di dalam hatiku. Aku menyesal telah menawar tarif sol sandalku. Dalam keadaan ekonomi yang tengah melilitnya, dengan penghasilan sangat tidak pasti yang akan digunakan untuk menghidupi keluarganya, aku masih tega untuk menawarnya, bahkan hanya 2.000. Maafkan aku bapak. Meski bapak telah ikhlas, tapi aku menyesal tidak membayar sesuai tarif bapak. Maaf. Semoga semakin dilancarkan rezeki bapak. Amin.

Senin, 02 Januari 2012

Wonderful

Hello… my name is Cherry. I’m studying in senior high school and I’m first grade now. I’ll tell you about my wonderful story.

Part 2

2 years later…

I’m studying in third grade now. This is my last grade in senior high school. Am I happy? Not really, coz I get a pity experience. I break with Orange. I feel sad and lonely, but my closefriend, Grape is always available for me. He’s a good listener. He always listens my story and when I get frustration, he always entertains me and makes me laugh. I feel comfortable with him and I thank to him very much.
But...
One day, I feel there’s something wrong between us, likes an unusual feeling. We’ve been a closefriend more than 2 years. Our feeling, kindness, and careness are just as a closefriend, but at that time I feel not usual. Actually, we like each other, more than a friend, more than a closefriend. We like each other as a boy and a girl. He likes me and I like him. Oh.. really strange for me, not just for me, but for him too.
One day, he says that he loves me. He want me to be his girlfriend. Actually, I love him too. I accept him. Now, we’re dating.
Although I’m still studying in senior high school, I hope Grape is my last boy in my life.

Question Repeatedly :
Question : Am I happy???
I’ll answer : Of course, I’m very happy!!! I’m happy coz this is my last grade and I’m happy coz I have Grape, a guy whom I love.

Cherry and Grape.
We can be a friend, a closefriend, a bestfriend, brother-sister, boyfriend-girlfriend, and family. Grape, I hope you are the last guy for me. I hope you are the best guy who’s created for me. Love you.

Note :
Let’s finish our senior high school successfully and then we can continue our study in favorite college. Cheer !!!!

Happy Ending

Wonderful

Hello… my name is Cherry. I’m studying in senior high school and I’m first grade now. I’ll tell you about my wonderful story.
Part 1

Monday, January 2, 2005
Today is my first day have a class. Wow, I’m so nervous!!! I don’t know what will I do when I meet my new classmates. What?? You don’t know what you will do, Cher?? No no no, it doesn’t mean like that. I just feel nervous. I know, when I meet my new classmates, I should introduce myself, right?? Haha
That’s not important!!
In my first class day, I meet many new friends, boys and girls. From many friends I’ve met, I’m interested in a boy whose name Grape. He’s skinny, taller than me, and rather handsome. I don’t know why I’m interested in him, but I’m very pleased by just see his face. I often take a chance to see him like a stalker. In my stalks, I’ve been ever catched by him. Oh… that’s so embarrassing.
Grape  : Hey, why do you look at me?
Me       : Nothing. I just admire you. (Wow!!! Why I speak like that??? I’m embarrassed.)

Friday, January 6, 2005
There’s my classmate who chats me in ym. He is Orange. We’re chatting for about one hour. I’m very happy and comfortable with him. From that event, we’re closer each other.

I’m thinking about Orange, but sometime I remember to Grape cos I can get a spirit by just see his face. Oh, I’m so confused. But, maybe Grape never thinks about me. Huh! Finally, I’ll only think about Orange and forget about Grape.

Tuesday, January 24, 2005
Orange : Cherry, I’m so happy beside you. I think I like you, even I love you Cher. Would you mind to be my girlfriend?
Me : Emmm.. Yes, I’ll be ur girlfriend coz I love you too, Orange.
------- We are in a relationship-------

I’m so happy being his girlfriend, but sometime I remember about Grape. I don’t wanna far away from him coz I can get a spirit by just see him. When my class makes an event, I’ll be more cheerful if he’s there. Although I’m with Orange, I’ll feel lonely if Grape is not there. I don’t know why I want to care to him. But, my careness is just a friend, no more. Coz I only love Orange, and I’m a loyal girlfriend.
Finally, me and Grape are closer and being a closefriend. Our friendship is sweet and full of happiness.

...to be continued...

Nenekku yang ceria dan gemar bercerita (4)

Bagian 4 (terakhir)
Saat aku tidur di rumah nenekku, kami sempat bercengkrama. Aku pun bertanya kepada nenek,
Aku : nek, kalo aku udah kerja dan punya duit, nenek pengen dibeliin baju atau diajak ke rumah makan?
Nenek : yaa apa aja lah nduk, terserah kamu
Aku : pengennya sih ngajak makan nek, tapi nenek pengen makan apa?
Nenek : nenek lebih suka makan berkuah nduk, soto aja nenek suka
Aku tertegun mendengar jawaban nenek. Aku akan berusaha mewujudkannya nek. Meskipun hanya soto, yang mungkin harganya tidak seberapa dan aku bisa membelikannya dengan sisa uang bulananku, tapi aku ingin membelikan nenek dengan uang hasil kerjaku sendiri. Semoga aku bisa melakukannya. Amin. Selain itu, aku juga sempat curhat kepada nenek. Tentang kuliahku, teman-temanku, mantan kekasihku, dan tentang laki-laki yang tengah dekat denganku. Semua aku ceritakan kepada nenekku. Sampai akhirnya nenekku berkata “Semoga nenek bisa melihatmu menikah ya nduk”. Amin ya Allah, itu adalah hal yang sangat aku harapkan nek. Bahkan lebih dari itu, aku ingin nenek bisa melihat aku menikah, melihatku punya anak, punya cucu, bahkan punya cicit. Amin.
Untuk nenek tercintaku, nenek harus selalu sehat walafiat, harus selalu kuat, harus selalu ceria. Aku pengen melihat nenek yang dulu, yang selalu ceria dan gemar bercerita. Semoga Allah memberikan kesembuhan dan kekuatan ke nenek, dan juga umur yang panjang, agar nenek bisa selalu ada untukku. Aku ingin membalas semua kebaikan nenek, meski tidak mungkin aku dapat membalasnya karena pemberian nenek jauh lebih besar dan tak terbalaskan. Meski demikian, aku akan berusaha memberi yang terbaik untuk nenek. Aku sayang nenek. Sayang selalu.

-TAMAT -

Nenekku yang ceria dan gemar bercerita (3)

Bagian 3
Saat aku sudah menginjak tahun sekarang, tahun dimana aku meyelesaikan 2 semester terakhir kuliahku, nenekku mengalami banyak perubahan. Saat aku pulang kerumah dalam rangka libur kuliah, kudapati  nenek tengah sakit katarak dan telah dioperasi. Badannya pun sangat lemah. Beliau tinggal dirumahku dan tidur di kamarku. Aku, yang biasanya pulang disambut dengan ciuman dari nenek, sekarang tidak kurasa. Aku bertanya pada nenek kenapa beliau enggan menciumku, nenek menjawab bahwa beliau malu dan risih jika harus menciumku. Nenekku yang tengah sakit katarak, dilarang mencuci wajahnya selama 40 hari oleh dokter dan hal itulah yang membuat nenekku enggan menciumku. Namun, aku tidak peduli. Bagaimanapun beliau adalah nenekku. Aku pun tetap meminta ciuman dari nenek. Beliau mencium pipi kananku, pipi kiriku, dan jidatku. Aku pun gantian menciumnya. Rasanya hangat dan aku sangat menyukainya.
Suatu hari, aku beserta ayah dan ibu mengantar nenek kontrol sakit katarak ke dokter. Kami sempat menunaikan ibadah sholat magrib terlebih dahulu. Saat itu, nenekku sangat lemah, berjalan pun beliau tidak sekuat dulu, aku pun memegang tangannya dan menuntunnya. Dalam masjid itu, terdapat tangga, yang membuat nenekku sangat berat dan membutuhkan banyak tenaga untuk melewatinya. Nenekku tak mampu jalan sendiri, beliau harus aku tuntun, bukan saja itu, setiap melewati tangga, tangan kirinya memegang tanganku, sedang tangan kanannya harus memegang pegangan tangga. Sungguh miris melihatnya. Saat sholat pun, nenekku tak mampu untuk berdiri. Beliau sholat dengan duduk. Aku sungguh tidak tega melihatnya. Nenekku yang dulu sangat kuat, penuh keceriaan, gemar bercerita, sekarang sangat lemah dan renta, tidak sekuat setahun yang lalu, tidak seceria setahun yang lalu. Aku sedih, sangat sedih. Aku menangis, sedih, berdoa agar nenekku segera diberi kekuatan dan kesembuhan. Namun, tangisku aku sembunyikan dari nenekku. Aku akan berusaha selalu tegar di depan nenekku. Aku ingin melihat nenek sehat, kuat, ceria.
Saat sampai ditempat control, aku bertanya ke nenekku apakah beliau bangga memiliki cucu seperti aku. Beliau menjawab sangat bangga memilikiku, tak peduli bagaimana fisikku dan sifatku, beliau sangat sayang padaku dan beliau juga tau bahwa aku sayang padanya.

bersambung...

Nenekku yang ceria dan gemar bercerita (2)

Bagian 2
Menginjak SMA, aku ngekost karena sekolahku cukup jauh dari rumahku. Saat aku kelas 1 SMA, kakekku meninggal dunia. Nenek pun tinggal sebatang kara di rumah besarnya. Setiap akhir pekan aku pulang kerumah dan tidur di rumah nenek untuk menemaninya. Walaupun nenekku sangat kesepian, beliau selalu kuat dan semangat dalam menjalani hidup. Beliau selalu ceria, dan gemar bercerita. Aku sangat suka diajak bercerita. Saat aku bosan dengan keadaan rumahku, aku selalu pergi ke rumah nenek. Aku sangat merasa terhibur bersama nenek. Nenekku selalu bisa membuatku tertawa, mengiburku saat aku sedih. Masakannya yang sangat enak, membuatku semakin gemar main ke rumah nenek. Saat aku sakit, nenekku mengerokiku, memberiku obat, membuatkanku bubur. Beliau sangat perhatian padaku dan aku sangat sayang padanya.
Saat aku kuliah, setiap pulang ke rumah aku pasti main ke rumah nenek dan beberapa hari dalam liburku aku tidur di rumah nenek. Aku sering bercerita kepada nenek, tentang kuliahku, teman-temanku, pengalamanku, bahkan tentang kekasihku. Bersama nenekku, aku sangat nyaman, aku nyaman ingin bercerita apa saja, karena nenekku selalu meresponku dengan baik. Mungkin bisa dikatakan aku lebih sering bercerita kepada nenekku dibanding ayah ibuku. Ayah ibuku hanya mengetahui sekelumit ceritaku, tetapi nenekku sangat banyak mengetahui ceritaku. Aku bahagia punya nenekku.

bersambung...

Nenekku yang ceria dan gemar bercerita (1)

Ada 4 bagian dalam cerita ini. Bagian 1, bagian 2, bagian 3, dan bagian 4. Semoga bermanfaat.
Bagian 1
Nenekku adalah nenek terbaik yang pernah aku temui sepanjang  hidupku.
Namaku Daisy, aku telah menginjak umur ke-20 tahun. Sekarang aku kuliah di perguruan tinggi kedinasan di Jakarta, tepatnya aku sudah menginjak tahun terakhir, sebentar lagi akan lulus dan diwisuda.
Aku ingin menceritakan tentang nenekku. Mengapa? Karena beliau adalah orang yang sangat berjasa dalam hidupku, disamping kedua orangtuaku tentunya.
Aku lahir di sebuah rumah kecil sangat sederhana, di tengah keluarga yang bisa dibilang sangat sederhana. Aku tidak dilahirkan di rumah sakit karena melihat kondisi ekonomi keluargaku saat itu yang masih serba minim. Ibuku adalah seorang guru pegawai negeri yang pada saat itu gajinya hanya Rp 80.000 per bulan. Sedangkan ayahku adalah seorang guru swasta yang gajinya sangat sangat jauh dibanding ibuku. Saat itu, ayah dan ibu hidup dengan penuh kesederhanaan. Maka, untuk melahirkanku di rumah sakit, mereka tak akan mampu. Dengan dibantu nenekku, aku pun lahir dari rahim ibu dengan tangisan mungil yang membuat ibu, ayah, dan nenekku haru bahagia.
Sejak saat masih bayi tersebut, nenekku merawatku, sedang ayah dan ibuku membanting tulang untuk menghidupiku. Ya, aku memang berpisah dari orangtuaku, aku memang saat itu haus akan kasih sayang ayah ibuku. Namun, hal itu terobati dengan kasih sayang yang diberikan oleh nenekku. Nenekku dengan sabar merawatku, membuatkanku susu, memandikanku, mengganti popokku, dsb.
Suatu hari, terdapat acara pernikahan tetanggaku. Nenekku pun membawaku kesana dengan digendong menggunakan selendang yang dibalutkan ke badannya. Disana, aku merengek, menangis, membuat nenekku repot. Bahkan, yang paling merepotkan adalah aku sempat buang air besar, sehingga nenekku pun harus mengurusiku, mengganti popokku, dan meninggalkan acara. Sungguh, merepotkan sekali aku.
Nenekku tinggal berdua dengan kakekku, semua anak-anaknya telah berkeluarga dan tinggal di berbagai daerah. Kecuali orangtuaku, yang tinggal tidak jauh dari rumah nenekku. Sewaktu SD, setelah pulang sekolah aku selalu pulang ke rumah nenekku sebab rumahku kosong, ditinggal oleh orangtuaku yang bekerja membanting tulang. Nenekku sangat perhatian, yang paling aku ingat adalah sewaktu nenek mengajariku matematika, beliau mengajariku menghitung matematika dengan jari. Setiap orantuaku marah padaku, aku pun selalu cerita ke nenekku. Beliau selalu ada untukku dan kami berdua selalu bergantian cium pipi, meski di depan umum sekalipun.

bersambung...