Jumat, 13 Januari 2012

Bapak tua penjual bunga tisu

Saat aku libur kuliah, aku menyempatkan diri untuk bertemu dengan temanku di Salatiga. Kami makan siang di alun-alun Pancasila kota Salatiga. Saat kami tengah makan, aku melihat sesosok bapak tua berkeliling sepanjang alun-alun dengan memikul dua keranjang berisi dagangannya yang berupa bunga dari tisu. Sekilas ku pandangi dan ku perhatikan, aku tidak tega melihatnya, badannya yang lemah karena dimakan umur harus bersusah payah memikul dagangannya kesana kemari untuk menjualnya. Bapak tua itu menghampiri kami berdua dan menawarkan dagangannya. Temanku tidak tertarik untuk membeli, mungkin karena dia tidak membutuhkannya. Sebenarnya aku pun tidak begitu membutuhkan, tetapi karena rasa iba telah merasuk hati, aku pun memutuskan untuk membelinya. Awalnya aku ingin membeli 4 tangkai dan akan ku berikan kepada teman-temanku. Namun, setelah aku berbincang-bincang dengan bapak itu, ku putuskan untuk membeli 8 tangkai. Bagaimana tidak, harga bunga tisu itu membuatku menghela nafas dalam, yaitu tidak seperti apa yang aku duga. Bahkan jauh dari apa yang aku duga. Aku mengira harga bunga kertas itu Rp 1000 per tangkai, tetapi kenyataannya Rp 1000 bisa mendapatkan 4 tangkai. Yak, harga bunga itu Rp 250 per tangkai. Sangat murah dan semakin membuatku tidak tega terhadap bapak tua itu. Aku membayangkan bagaimana bapak tua itu bersusah payah, diawali dengan membeli bahan berupa tisu lalu bekerja keras guna membuat bunga dengan hasil yang indah. Badannya sudah lemah, tapi dia mau bersusah payah guna mencari sesuap nasi, bahkan dia tidak mengambil untung banyak dari dagangannya. Semakin miris hati ini. Akhirnya 8 tangkai pun aku beli dan uang Rp 2000 ku berikan ke bapak tua itu. Dengan lirih, bapak tua itu mengucapkan terima kasih padaku dan pergi meninggalkan kami melanjutkan menjual dagangannya di sekitar alun-alun. Seketika, mata ini berkaca-kaca, ingin meneteskan air mata. Dalam hati aku berdoa, semoga dagangan bapak tua itu terjual semua, semoga banyak orang di luar sana yang tertarik membeli bunga tisu yang indah itu. Kalaupun tak ada yang tertarik, semoga banyak orang yang memiliki hati mulia yang mau merelakan sedikit dari uang mereka untuk membantu melariskan dagangan si bapak tua. Meski hasil penjualan tidak seberapa banyak, tetapi aku yakin bapak tua itu akan merasa lebih bahagia jika dagangannya terjual semua dibanding harus menerima uang secara cuma-cuma dari para dermawan, sedang dagangannya tidak terjual. Karena bagaimanapun, kerja keras beliau patut diapresiasi. Untuk bapak, semoga bapak selalu merasakan kebahagiaan dengan kondisi apapun yang bapak alami. Terimakasih atas bunganya, sangat indah dan aku menyukainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar