Bagian 3
Saat aku sudah menginjak tahun sekarang, tahun dimana aku meyelesaikan 2 semester terakhir kuliahku, nenekku mengalami banyak perubahan. Saat aku pulang kerumah dalam rangka libur kuliah, kudapati nenek tengah sakit katarak dan telah dioperasi. Badannya pun sangat lemah. Beliau tinggal dirumahku dan tidur di kamarku. Aku, yang biasanya pulang disambut dengan ciuman dari nenek, sekarang tidak kurasa. Aku bertanya pada nenek kenapa beliau enggan menciumku, nenek menjawab bahwa beliau malu dan risih jika harus menciumku. Nenekku yang tengah sakit katarak, dilarang mencuci wajahnya selama 40 hari oleh dokter dan hal itulah yang membuat nenekku enggan menciumku. Namun, aku tidak peduli. Bagaimanapun beliau adalah nenekku. Aku pun tetap meminta ciuman dari nenek. Beliau mencium pipi kananku, pipi kiriku, dan jidatku. Aku pun gantian menciumnya. Rasanya hangat dan aku sangat menyukainya.
Suatu hari, aku beserta ayah dan ibu mengantar nenek kontrol sakit katarak ke dokter. Kami sempat menunaikan ibadah sholat magrib terlebih dahulu. Saat itu, nenekku sangat lemah, berjalan pun beliau tidak sekuat dulu, aku pun memegang tangannya dan menuntunnya. Dalam masjid itu, terdapat tangga, yang membuat nenekku sangat berat dan membutuhkan banyak tenaga untuk melewatinya. Nenekku tak mampu jalan sendiri, beliau harus aku tuntun, bukan saja itu, setiap melewati tangga, tangan kirinya memegang tanganku, sedang tangan kanannya harus memegang pegangan tangga. Sungguh miris melihatnya. Saat sholat pun, nenekku tak mampu untuk berdiri. Beliau sholat dengan duduk. Aku sungguh tidak tega melihatnya. Nenekku yang dulu sangat kuat, penuh keceriaan, gemar bercerita, sekarang sangat lemah dan renta, tidak sekuat setahun yang lalu, tidak seceria setahun yang lalu. Aku sedih, sangat sedih. Aku menangis, sedih, berdoa agar nenekku segera diberi kekuatan dan kesembuhan. Namun, tangisku aku sembunyikan dari nenekku. Aku akan berusaha selalu tegar di depan nenekku. Aku ingin melihat nenek sehat, kuat, ceria.
Saat sampai ditempat control, aku bertanya ke nenekku apakah beliau bangga memiliki cucu seperti aku. Beliau menjawab sangat bangga memilikiku, tak peduli bagaimana fisikku dan sifatku, beliau sangat sayang padaku dan beliau juga tau bahwa aku sayang padanya.
bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar